Sudah mau mandi sekarang ma? Tanyaku pada sosok wanita cantik didepan ku namun duduk dikursi roda. Belum..sebentar lagi, jawabnya sambil membaca buku yang menjadi hoby sejak beliau masih muda dan itu yang rasanya tidak terlalu bisa turun padaku. Baiklah, jika sudah ingin mandi panggil aku ya ma, jawab ku sambil berlalu kembali ke dapur untuk lanjut mengerjakan pekerjaan di dapur.
Ingatan ku menerawang pada kejadian satu tahun yang lalu, ketika aku masih aktif mengajar di sebuah TK terbaik di kota ku, ketika sedang mengajar aku dikejutkan dengan handpond yang berbunyi dan terdengar suara dari sana meminta aku segera pergi ke rumah sakit, karena ayah dan mama tabrakan.
Tabrakan yang akhirnya merenggut nyawa ayah karena terlalu banyak darah yang keluar dari hidung dan telinga.
Tabrakan yang menyebabkan kaki mama harus diamputasi. Dan karena kejadian itu aku memutuskan resign dari mengajar atas persetujuan suami, dan kami memutuskan pindah ke rumah beliau untuk bisa fokus merawat mama, merawat fisik dan psikis yang sangat terpukul karena kejadian itu, aku tidak ingin beliau semakin sedih kalau harus dirawat orang lain, karena aku satu-satunya anak perempuan beliau.
Nana..panggilan mama membuyarkan lamunanku, iya ma jawab ku. Ayo mandi, sudah mulai panas ini, katanya. Oke jawab ku aku siapkan semua peralatan mandi beliau dan membawanyanya ke kamar mandi di dalam kamarnya, lalu menunggu beliau diluar kamar mandi. Beberapa menit kemudian, sudah selesai ma tanya ku, sudah katanya lalu aku buka pintu kamar mandi mengelap badan beliau dan membawanya keluar lalu mendudukkannya ke tempat tidur untuk memakaikan pakaiannya. Selesai kataku..ku berikan sisir dan bedak agar beliau merapikan sendiri rambut dan pipinya yang masih terlihat cantik. Alhamdulillah segar kata beliau sambil tersenyum, mama mau dikamar dulu sholat duha mukena, buku dan alquran mama simpan di samping, kata beliau. Baik ma kataku..kuletakkan semua yang yang beliau perlukan, ku cium tangan beliau lalu aku keluar dari kamar dan meneruskan pekerjaan di dapur.
Kembali ingatanku menerawang setelah kejadian itu, mama sangat sulit tersenyum, hampir setiap hari aku melihat mata beliau bengakak. Makan sangat sedikit hingga tubuhnya semakin hari semakin kurus, aku dan suami selalu berusaha memberi kekuatan pada beliau. Mengajak beliau untuk pergi ke tepi pantai atau sekedar jalan-jalan di mall, itu pun masih sulit membuat beliau tersenyum bahagia.Tatapan matanya yang kosong menerawang entah ke mana. Suatu saat beliau mengatakan pada ku Nana..kamu belum juga hamilkah? Glek..tersedak tenggorokanku mendengar pertanyaan mama. Apa karena capek mengurus mama ya kamu jadi belum bisa hamil? Mata beliau berkaca-kaca. Lalu aku peluk..tidak ma, Allah belum menitipkan amanah itu jawab ku..insya Allah suatu saat jika sudah saatnya pasti Allah beri kata ku. Mungkin dengan ada suara tangis bayi hati mama jadi terhibur katanya lagi..ya Allah, ternyata ini salah satu yang bisa membuat beliau kembali semangat, kata ku dalam hati. Sabar ya ma..kita sama-sama berdoa kata ku.
Ku sampaikan pada suamiku apa yang diungkapkan mama, dengan senyum yang menawan suami ku berkata semoga yang mama ucapkan menjadi doa sayang..kata nya lembut. Aduh bijaksananya suami ku ini yang selalu membuat ku tenang dan nyaman melalui hari-hari ini.
Sayang..tepukan ringan dipundakku mengejutkan ku dari lamunan. Eh iya bang..ternyata suamiku, melamun ? Tanya nya? Apa yang di lamunkan? Kata nya sambil mengusap perut ku dengan lembut. Hehe jawabku dengan senyum.
Alhamdulillah sudah masuk bulan ke empat usia ke hamilan ku saat ini. Aku ingat betapa berkaca dan senyum mengembang terpancar dari wajah mama ketika mendengar kabar bahwa akhirnya aku mengandung calon cucu yang selalu di impikannya. Alhamdulillah akhirnya Allah kabulkan doa ku dan doa mama, dan akhirnya aku bisa melihat senyum yang utuh dari bibir tua ibu ku saat itu.
Nana..ku dengar sayup suara dari dalam kamar, iya ma jawab ku..sebentar ya bang kata ku pada suami..mama manggil aku..iya kata suami ku..ku hampiri mama di kamar dengan hati bahagia, karena sekarang aku selalu melihat senyum mama, senyum yang selalu membuat hati ku bahagia.
Tersenyum lah selalu mama ku karena senyummu bahagiaku.
#cerpen pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar