Pengikut
Minggu, 21 Oktober 2018
Ayah Bunda Mari Didik Anak Zaman Now Dengan Cinta
Setiap kali memanggil ortu dan menanyakan masalah yang terjadi dirumah hingga anak-anak berprilaku tidak baik di sekolah, orang tua selalu membandingkan anak ini tidak sama dengan masa mereka dulu. Ungkapan anak zaman sekarang beda dengan anak zaman dulu, ada benarnya ya dears. Tapi tentunya lain masa, lain yang mereka alami, namun ada satu hal yang tak berubah, orang tua tetap harus mendidik buah hatinya dengan cinta. Karena anak adalah amanah yang harus kita jaga dengan cinta.
Bukankan pernikahan yang kita bina juga dilandaskan rasa cinta, mereka lahir karena cinta kita dan cinta Allah pada kita. Karena itu tentunya kita membesarkan dan mendidik mereka juga dengan cinta.
Menurut kak seto mendidik dengan cinta adalah mendidik tanpa kekerasan, baik kekerasan fisik maupun psikis.
Lalu bagaimana cara mendidik dengan cinta terutama untuk anak-anak zaman now? Mari kita intip 4 cara ini:
1. Beri anak kesempatan bicara dan diskusi
Zaman dahulu, anak jika dimarahi akan menunduk dan diam, namun tidak pada zaman sekarang di mana anak sudah bisa membalikan perkataan. Masuk akal, sebab lingkungannya pun sudah berbeda.
Anak zaman sekarang cenderung lebih berani dan bebas mengungkapkan pendapat. Sehingga pola asuh ala pendidikan orang tua zaman dulu sudah tak lagi sesuai. Sebaiknya, anak harus diberi kesempatan untuk bicara dan didengar. Kita harus membuka peluang komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Orang tua menetapkan aturan sekaligus memberi kesempatan pada anak untuk bicara dan didengar.
2. Buat aturan yang konkrit
Sedari kecil anak harus diperkenalkan dengan aturan. Buatlah aturan yang konkrit, komunikasikan secara jelas, lalu terapkan secara konsisten. Apabila tidak menjalankannya, tegur dengan baik lalu diingatkan. Menegakkan aturan tak lepas dari hukuman. Jika teguran berkali-kali tak mempan, orang tua bisa menghukum. Tetapi tidak perlu memarahi berkali-kali atau bahkan dengan fisik. Hukuman pun harus dibuat secara konkrit. Misalnya, menarik atau membatasi kesukaan anak dalam waktu yang sudah ditentukan. Dan jika mereka melakukan kebaikan jangan lupa memberi pujian atau hadiah. Keseimbangan antara reward dan funishmant itu penting, agar mereka tidak mudah melakukan kesalahan.
3. Bangun kepercayaan.
Membangun kepercayaan ibarat pondasi dalam membersarkan anak. Sejak lahir, anak harus merasa bahwa keberadaannya diterima dan dicintai. Anak yang kehilangan kepercayaan akan tumbuh menjadi pribadi yang bermasalah. Ini yang sering saya temukan disekolah. Kita harus selalu memberikan motivasi dan dukungan pada anak, berikan pujian jika dia berhasil mencapai sesuatu, bantu anak melihat kelebihan yang dimilikinya, dan jangan marahi anak saat anak tidak berani melakukan sesuatu. Fleksible, dan tidak terlalu protektif kepada anak, karena anak sekarang sangat tidak senang dikekang tanpa tau alasan mengapa mereka harus dikekang. Tidak senang jika ortu terlalu kepo dengan apa yang mereka lakukan.
4. Lihat kemampuan anak, dan pelajari potensinya dengan baik
Mengenali potensi dan bakat anak adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh orang tua. Karena banyak dari orang tua yang hanya melihat kekurangan anak tanpa mampu menemukan potensi yang mereka miliki. Sebagai orang tua, sudah seharusnya kita bisa mengetahui apa saja yang menjadi potensi si anak dan juga bakatnya sehingga kita bisa mengarahkan atau membimbing agar anak dapat mengembangkan semua potensi dan bakat yang dimilikinya.
Alangkah indahnya bila kita sebagai orang tua mampu memahami anak-anak kita dengan baik. Rahasia utama mendidik dengan cinta adalah berusahalah untuk dicintai oleh mereka bukan hanya mencintai mereka.
Salam cinta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar